Deputi VI Menteri Lingkungan Hidup Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat, Ir. Ilyas Asad, MP menyebutkan bahwa program sekolah Adiwiyata sebagai salah satu bentuk pendidikan lingkungan hidup melalui jalur sekolah seyogyanya terus dikembangkan agar menjangkau sekolah-sekolah yang ada di pelosok. Karena itu ke depan pola seleksi Adiwiyata sedapat mungkin secara berjenjang. Artinya, perlu diadakan sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Provinsi, dan terakhit tingkat Nasional. Namun apa sebenarnya sekolah Adiwiyata tersebut, berikut kita urai lebih lanjut.
Kata Adiwiyata berasal dari kata
Sansekerta ADI dan WIYATA. Adi mempunyai makna: besar, agung, baik,
ideal atau sempurna, sedangkan Wiyata bermakna : tempat dimana seseorang
mendapatkan ilmu pengetahuan, norma, etika dalam berkehidupan sosial.
Bila kedua kata tersebut digabung maka secara keseluruhan maknanya
adalah tempat yang
baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi daasr manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi daasr manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Tujuan Program Adiwiyata ini adalah untuk
menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat
pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan pekerja
lainnya), sehingga upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan.
Program ini merupakan salah satu Program
Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya
pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian
lingkungan hidup. Program ini digulirkan untuk mengajak warga sekolah
berpartisipasi melestarikan dan menjaga lingkungan hidup disekolah dan
lingkungan disekitarnya. Kegiatan utamanya adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Program dan kegiatan Sekolah adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma-norma dasar dalam kehidupan yang meliputi antara lain :
· Kebersamaan
· Keterbukaan
· Kesetaraan
· Kejujuran
· Keadilan
· Kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumberdaya alam.
lingkungan disekitarnya. Kegiatan utamanya adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Program dan kegiatan Sekolah adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma-norma dasar dalam kehidupan yang meliputi antara lain :
· Kebersamaan
· Keterbukaan
· Kesetaraan
· Kejujuran
· Keadilan
· Kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumberdaya alam.
Dengan adiwiyata, maka pemerintah telah
memberikan penghargaan bahwa sekolah-sekolah telah berhasil mendidik
siswa menjadi individu yang bertanggung jawab terhadap lingkungan
hidup. Penghargaan
adiwiyata bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan melalui
lembaga pendidikan formal mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah
Atas se Indonesia. Proses seleksinya didasarkan pada 4 kriteria yang
meliputi pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan, pengembangan kurikulum berbasis linkungan, pengembangan
kegiatan berbasis partisipatif, dan pengelolaan dan atau pengembangan
sarana pendukung sekolah.
Lebih jauh, keberadaan program adiwiyata
adalah untuk menciptakan kondisi sekolah dalam peran sebagai tempat
pembelajaran dan penyadaran warga sekolah sehingga di kemudian hari
warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya
penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan.
Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang
peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di
Indonesia. Disamping pengembangan norma-norma dasar antara lain;
kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan
kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan sumber daya alam. Serta
penerapan prinsip dasar yaitu partisipatif, dimana komunitas sekolah
terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputikeseluruhan proses
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran,
serta berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara
terencana dan terus menerus secara konperensif.
Indikator dan Kriteria Program Adiwiyata
a. Pengembangan Kebijakan Sekolah peduli dan Berbudaya Lingkungan
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli
dan berbudaya lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah
yang mendukung terlaksananya kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan
hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar
Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan.
Pengembangan kebijakan sekolah antara lain
- Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
- Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup.
- Kebijakan peningkatan kapasitas SDM (tenaga pendidik dan non-pendidik) di bidang pendidikan lingkungan hidup.
- Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
- Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.
- Kebijakan sekolah untuk mengalokasikan dana untuk kegiatan yang terkait dengan lingkungan hidup.
b. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Penyampaian materi lingkungan hidup
kepada siswa dapat dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau
monolitik. Pengembanagn materi, model pembelajaran, dan metode belajar
yang bervariasi dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa
tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan
sehari-hari (issue local). Pengembanagn kurikulum tersebut dapat
dilakukan dengan cara:
- Pengembangan model pembelajaran lintas pelajaran.
- Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar.
- Pengembangan metoda belajar berbasis lingkungan dan budaya.
- Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan.
c. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan,
warga sekolah perludilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran
lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan
masyarakat sekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan
manfaat baik warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya.
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain,
- Menciptakan kegiatan ekstrakulikuler/ kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis partisipatif di sekolah.
- Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.
- Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.
d. Pengelolaan dan Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah
Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan
perlu didukung sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya
pengeleloaan lingkungan hidup, antara lain meliputi
- Pengembangan fungsi saranapendukung untuk pendidikan lingkungan hidup.
- Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar sekolah.
- Penghematan sumber daya alam (listrik air, dan ATK).
- Peningkatan kualitas makanan sehat.
Pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu
kompetisi ataulomba. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai apresiasi
kepada sekolah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pendidikan
lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Penghargaan diberikan pada tahapanpemberdayaan (selama kurun waktu
kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih
dari 3 tahun). Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas
dua kategori, yaitu
- Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam melaksanakan Pendidikan Lingkungan Hidup.
- Calon sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam pengembangan lingkungan hidup.
Tahapan Penghargaan Adiwiyata
Penghargaan Adiwiyata terbagi dalam 3 kategori yaitu Sekolah
Adiwiyata Mandiri, Sekolah Adiwiyata, dan Sekolah Calon Adiwiyata.
Adiwiyata Mandiri diberikan kepada sekolah-sekolah yang mampu
mempertahankan program-program lingkungan hidup mereka selama tiga
tahun berturut-turut. Meski demikian pada dasarnya program Adiwiyata
tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi ataulomba. Penghargaan
Adiwiyata diberikan sebagai apresiasi kepada sekolah yang mampu
melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar,
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Sebagaimana disebutkan
diatas, penghargaan adiwiyata tahapanpemberdayaan (selama kurun waktu
kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih
dari 3 tahun). Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas
dua kategori, yaitu
- Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasildalam melaksanakan Pendidikan Lingkungan Hidup.
- Calon sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam pengembangan lingkungan hidup.
Capaian Program Adiwiyata
Capaian akhir program adiwiyata adalah diharapkan terbentuk sekolah
berwawasan lingkungan. Sekolah berwawasan lingkungan hidup adalah
sekolah yang menerapkan nilai-nilai cinta dan peduli lingkungan pada
sekolahnya. Pengajaran yang berbasisi lingkungan dan kesadaran warga
sekolah akan pentingnya lingkungan merupakan bagian terpenting dari
sekolah berwawasan lingkungan hidup.
Untuk menjadi sekolah yang berwawasan lingkungan hidup bukan hal
yang sulit, asalkan ada niat dari warga sekolah. Kita dapat melihat
seperti apa sekolah berwawasan lingkungan hidup dari contoh
sekolah-sekolah yang sudah mulai menerapkan prinsip peduli dan
berbudaya lingkungan. Beberapa aspek sekolah yang berwawasan lingkungan:
1. Kondisi Sekolah
Tata letak sekolah yang rapi dan bersih dari sampah tentu akan
dipandang baik dan dapat meningkatkan semangat belajar mengajar. Hal
itulah yang menjadi pertimbangan untuk menjadi sekolah berwawasan
lingkungan hidup
2. Kawasan Hijau
Kawasan hijau adalah tempat yang disediakan untuk menanam berbagai
macam tumbuhan yang biasa disebut taman. Taman sekolah biasanya sering
membentuk suatu ekosistem yang berisi berbagai macam tumbuhan.
Tumbuhan yang biasa ditanam adalah tumbuhan yang membuat udara sejuk,
tanaman obat, dan lain sebagainya. Hal terpenting adalah taman tersebut
harus rapi, indah, dan terawat.
3. Kesadaran Warga Sekolah
Kesadaran warga sekolah merupakan faktor terpenting untuk dapat
menjadi sekolah berwawasan lingkungan hidup. Karena dengan adanya
kesadaran, terciptanya sekolah yang berwawasan lingkungan akan lebih
mudah. Semua itu dari warga sekolah itu sendiri. Jika mereka peduli
maka sekolah akan bersih terawat sedangkan bila mereka tidak peduli
maka sekolah pun akan kotor tak terawat.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menjadi sekolah yang peduli dan berwawasan lingkungan hidup, diantaranya:
1. Penguatan Kelompok Pecinta Lingkungan
Kelompok pecinta lingkungan adalah sekelompok siswa yang peduli
terhadap lingkungan khususnya lingkungan sekolah. Biasanya kelompok
tersebut melakukan kegiatan penggunaan kembali (reuse) dari sampah
plastik menjadi produk-produk siap pakai seperti tas, dompet, tempat
pensil, kartu ucapan, kantong alat mandi, dan sebagainya dengan
membekali wawasan dengan mengikuti pelatihan dasar peduli lingkungan.
Selain itu, melaksanakan seminar lingkungan di sekolah, dan pameran di
dalam dan di luar sekolah guna mengajak warga sekolah untuk menjaga
lingkungan khususnya lingkungan sekolah.
2. Pengelolaan Sampah Sekolah
Sampah yang diproduksi oleh warga sekolah terdiri dari sampah
kertas, sampah plastik, kaleng minuman, daun-daun, dan sampah basah.
Seperti yang kita ketahui bahwa sampah anorganik sulit terurai maka
sampah jenis ini dapat dimanfaatkan kembali menjadi barang yang dapat
digunakan kembali. Sampah kertas dapat didaur ulang menjadi kertas
surat, sampah organik diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah plastik
diubah menjadi produk-produk yang bermanfaat seperti, tas, dompet,
sajadah, tempat pensil, jas hujan, dan lain-lain.
3. Pembudidayaan Tanaman
Pembudidayaan tanaman dilakukan untuk pelestarian lingkungan,
selain itu dapat juga untuk media pembelajaran dan pemanfaatan tanaman,
misalnya untuk tanaman obat. Salah satu tanaman yang dapat
dibudidayakan adalah tanaman obat. Tanaman obat yang dibudidayakan
yaitu Toga (tanaman obat) pengusir nyamuk. Pilihan ini dengan
mempertimbankan bahwa populasi nyamuk di sekitar sekolah cukup tinggi
sehingga kasus DBD cukup tinggi. Toga yang ditanam ialah Lavender,
Geranyum, Zodia, dan Rosemary. Lahan yang digunakan merupakan lahan di
dalam kawasan sekolah yang, tepatnya di samping kelas. Tujuannya agar
siswa mengetahui bahwa banyak manfaat dari tumbuhan yang dapat dengan
mudah dikelola oleh siswa itu sendiri.
4. Pengintegrasian Isu Lingkungan Ke dalam Mata Pelajaran
Untuk menanamkan kepedulian pada lingkungan kepada warga sekolah,
akan efektif jika melalui mata pelajaran atau kegiatan pembelajaran.
Dengan berkembangnya wacana mengenai lingkungan hidup, maka sekolah
kemudian memutuskan untuk menyusun sebuah muatan lokal yang disesuaikan
dengan kebutuhan siswa mengenai pendidikan lingkungan hidup.
5. Kampanye Lingkungan
Sebagai kelompok yang peduli lingkungan, kelompok pecinta
lingkungan menganggap penting untuk mulai mengampanyekan isu-isu
lingkungan. Kegiatan kampanye ini bermaksud untuk menyebarkan benih
kesadaran lingkungan kepada berbagai khalayak.
Penutup
Lingkungan dan keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari entitas
sekolah, semoga tulisan ini menjadi semangat tersendiri bagi kita.
Sebuah kepedulian bagi lingkungan yang kita wariskan bagi anak cucu kita
Referensi:
http://www.menlh.go.id/home/
www.bapedalbanten.go.id/i/art/pdf_1146130430.pdf
http://alamendah.wordpress.com/2010/06/17/penghargaan-adiwiyata-2010/ diakses 12 Maret 2011
Komen downk temend'',
BalasHapusdan juga kritikannya agar blog ini bsa lebih baik laghe, :p
rotan kq di bawa bawa mbak amrohhhh
BalasHapusha,,ha,,ha
BalasHapussirik ajja lho.
okeh ... pengusaha rotan :)
BalasHapuswha,,,
BalasHapusmarend ikhi
sogee rotan nee :) ...
BalasHapusha,,ha,,,ha
BalasHapusisoog ae,,,
whele,,,whele,,
BalasHapushee mb rotann
BalasHapus